Pengaruh Penambahan Limbah Baja Ringan (Scrap) Terhadap Kuat Tekan Beton

Abstract
Beton serat adalah Beton yang dalam proses pengadukannya ditambah dengan potongan serat, baik itu serat yang berasal dari alam atau buatan. Penggunaan serat untuk mencegah terjadinya retak–retak sehingga beton menjadi lebih daktail. Selain itu, cara pencampuran maupun pengerjaannya juga mempengaruhi kekuatannya, keawetan serta sifat beton tersebut. Pemakaian beton semakin besar penggunaannya, namun bahan penyusun yang digunakan semakin mahal dan terbatas. Pada penelitian ini bertujuan untuk melakukan uji pada limbah baja ringan dengan persentase 6%, 8%, 10% dan 12% terhadap berat semen sebagai uji campuran beton yang telah ditentukan sebagai penelitian baru apakah dengan penelitian ini terdapat perbedaan hasil akhir dari campuran tersebut. Pengujian dengan cara destruktif digunakan untuk mengetahui kuat tekan pada beton yang dicampur dengan bahan tambah limbah baja ringan. Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah kuat tekan beton normal yang di capai pada umur 28 hari mencapai 26,81 Mpa. Hasil pengujian kuat tekan beton rata–rata dengan persentase 6% (Scrap) sebesar 20,76 MPa, dengan persentase 8% (Scrap) sebesar 21,14 MPa, dengan persentase 10% (Scrap) sebesar 16,99 MPa dan persentase 12% (Scrap) sebesar 17,17 Mpa. Nilai kuat tekan beton tertinggi yaitu pada penambahan baja ringan dengan presentase 8% kemudian mengalami penurunan pada persentase 10% dan 12%. Bahwa pada penelitian ini penambahan limbah baja ringan (Scrap) pada beton dapat menyebabkan penurunan nilai kuat tekan beton.
References
Standar Industri Indonesia, 1977. SII 0013 – 1977. Departemen Perindustrian Indonesia. Jakarta.
Anonim 1. (1982) Persyaratan umum bahan bangunan di Indonesia (PUBI 1982). Pusat penelitian dan pengembangan pemukiman, Balitbang, Departemen Pekerjaan Umum. Bandung
ASTM C 33 (1985). Annual Book of ASTM Standards 1985: Vol.04.02, concrete and aggregate Philadelphia: ASTM 1985.
Badan Standar Nasional. (1989). SNI 1974-04-1989-F. Spesifikasi agregat sebagai bahan bangunan
Badan Standar Nasional. (1990). SNI 1974:1990. Metode pengujian kuat tekan beton.
Badan Standar Nasional. (1991). SNI T-15-1991-03. Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung.
Anonim 2. (1991). Standard practice for selecting proportions for normal, heavyweight and mass concrete (ACI 211.1-91). ACI Committee 211.
Anonim 3. (1998). Standard Practice for Selecting Proportions Structural Lightweight Concrete (ACI 211.2-98). ACI Committee 211.
Tjokrodimuljo, K. (1996). Teknologi Beton, jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UGM, Yogyakarta
Mulyono, T. (2005). Teknologi Beton. Andi: Yogyakarta.
Badan Standar Nasional. (2011). SNI 1974:2011. Cara uji kuat tekan beton dengan benda uji silinder.
Badan Standar Nasional. (2013). SNI 2847:2013. Persyaratan beton struktur untuk bangunan gedung.
Badan Standar Nasional. (2013). SNI 4810:2013. Tata cara pembuatan dan perawatan spesimen uji beton dilapangan
Manullang, H. (2023). Pengaruh penambahan serat kawat bendrat pada campuran beton terhadap kuat tekan beton. Universitas Medan area.
Purwanto, H. (2020). Pengaruh Penambahan serbuk besi Terhadap kuat tekan Beton. Universitas PGRI Palembang.
Copyright (c) 2024 Very Ferdian Hidayat, Ade Kurnia Putri, Ari Endra Nasution

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.